Puluhan mahasiswa asing dari 12 universitas anggota University Consortium (UC) baru-baru ini mendapat kesempatan unik…
AI Gak Seserem Itu, Bro! Malang AI Connect 2.0 Tawarkan Klinik AI & Townhall Kreatif Buat UMKM dan Kreator
Makin hari, tren Artificial Intelligence (AI) makin mendekat ke kehidupan sehari-hari. Tapi, buat sebagian pelaku UMKM dan kreator konten di Indonesia, teknologi ini masih terasa intimidating. Banyak yang masih bertanya-tanya, “AI itu cocok nggak sih buat bisnisku?” atau “Harus mulai dari mana, ya?”
Menjawab kegelisahan ini, IndigoSpace Malang bersama Nortis Academy kembali menggelar Malang AI Connect 2.0 — sebuah inisiatif yang menggabungkan edukasi, praktik langsung, dan diskusi terbuka seputar penggunaan AI. Berlangsung di IndigoSpace Malang, acara ini menyajikan dua format utama: AI Clinic dan AI Townhall, keduanya dirancang untuk membuka akses teknologi bagi masyarakat kreatif dan pelaku usaha kecil.
Malang AI Connect 2.0: Solusi Buat yang Masih Bingung Mulai Pakai AI
“Sebenernya ini muncul dari keresahan bareng sih,” ungkap M. Ziaelfikar Albaba atau akrab disapa Tum (Ketum, Ketua Umum) Fikar, Ketua Pelaksana Malang AI Connect 2.0. Ia menyebut, makin banyak orang tertarik dengan AI, tapi banyak juga yang bingung harus mulai dari mana. “Kita lihat, makin banyak orang pengin ngerti AI, tapi kebanyakan masih bingung: ‘mulainya dari mana?’, ‘bisa buat apa aja?’,” lanjutnya.
Itulah mengapa acara ini dikemas bukan cuma sebagai pelatihan teknis, tapi juga jadi wadah ngobrol dan berbagi pengalaman nyata dari pelaku industri. Malang AI Connect 2.0 jadi ruang yang low-pressure tapi tetap insightful, di mana audiens bisa belajar dan berani mencoba.
AI Clinic: Video Promosi UMKM Pakai AI? Bersama Hari Obbie
Salah satu highlight dari rangkaian acara ini adalah AI Clinic. Format “klinik konsultasi” sengaja dipilih agar peserta bisa belajar langsung, tanya jawab, dan hands-on bareng fasilitator. Bukan sekadar mendengarkan materi, peserta ditantang langsung bikin video promosi sederhana yang bisa dipakai untuk bisnis mereka.
“Format klinik ini ngebuka ruang konsultasi dan praktik secara langsung. Jadi bukan cuma dengerin, tapi peserta bisa nanya, diskusi, dan langsung coba bareng,” jelas Tum Fikar.
Pembicara yang dihadirkan juga nggak sembarangan. Ada Hari Obbie, kreator yang dikenal punya pendekatan unik ke UMKM. Topik yang diangkat? Video promosi berbasis AI. Menurut Fikar, konten video hari ini jadi senjata utama UMKM, dan Hari Obbie punya skill untuk bantu mereka mengemas video yang praktis tapi relatable.
Fokus tools yang dipakai juga jelas: mudah, praktis, dan ramah pemula. “Intinya, peserta yang belum pernah pakai AI tetap bisa ngikutin dan hasilin output. Tapi kalau ada peserta yang udah familiar, mereka bisa ngulik lebih jauh,” tambahnya.
Hasil akhirnya? Satu video promosi siap pakai, pemahaman tentang tools AI sederhana, dan yang paling penting—rasa percaya diri buat terus berkarya pakai AI.
Game Lokal Indonesia dan AI: Townhall Bahas Potensi dan Realita di Lapangan

Kalau AI Clinic fokus ke praktik, maka AI Townhall hadir sebagai forum diskusi terbuka. Di sinilah peserta bisa dengar langsung cerita dari pelaku industri kreatif yang sudah lebih dulu memanfaatkan AI—termasuk dari dunia Game Lokal Indonesia, animasi, desain, dan bisnis teknologi.
Menurut Tum Fikar, Townhall ini jadi tempat buat menyatukan insight dari berbagai sudut pandang industri. “Pembicaranya bukan cuma ngerti AI, tapi udah nyobain langsung di lapangan,” jelasnya. Di sinilah muncul benang merah dari acara Malang AI Connect 2.0: mempertemukan praktek teknis dan diskusi mendalam, untuk bantu peserta “naik kelas” secara mindset maupun skill.
Dan ya, kehadiran pelaku Game Lokal Indonesia di panggung Townhall ini bukan kebetulan. Dunia game adalah salah satu yang paling cepat beradaptasi dengan AI—baik untuk asset generation, storytelling, hingga pengembangan fitur dinamis dalam gameplay. Dengan membuka ruang diskusi lintas bidang, Malang AI Connect 2.0 ingin menunjukkan bahwa AI bukan hanya milik orang IT, tapi juga senjata untuk kreator dan pelaku UMKM.
Tantangan Terbesar: Takut & Bingung Mulai
Membuka akses ke teknologi baru tentu tidak mudah. Tum Fikar menggarisbawahi dua tantangan utama saat memperkenalkan AI ke masyarakat kreatif dan UMKM: takut mencoba dan tidak tahu harus mulai dari mana.
“Padahal, sekarang tools AI itu makin user friendly,” kata Fikar. “Nah, tugas kita di acara ini ya bantu mereka melewati tahap awal itu.”
Dan sejauh ini, respons audiens cukup positif. Banyak peserta datang dengan rasa penasaran, dan pulang dengan bekal nyata—baik itu berupa video, tools, maupun ide kolaborasi baru. AI nggak lagi terasa “jauh dan rumit”, tapi bisa jadi bagian dari keseharian kerja dan bisnis.
Harapan Tim Indigo: Pulang dengan Semangat, Bukan Cuma Catatan
“Insight baru, rasa percaya diri, dan satu aksi nyata.” Itulah tiga hal yang diharapkan tim IndigoSpace dan Nortis Academy bisa dibawa pulang oleh peserta.
“Yang penting mereka pulang dengan semangat, bukan cuma catatan,” kata Tum Fikar. Harapannya, para pelaku UMKM, kreator konten, bahkan pengembang Game Lokal Indonesia, bisa makin pede mengeksplorasi AI. Bukan karena tren, tapi karena memang terasa manfaatnya.
Untuk informasi lebih lanjut soal Malang AI Connect 2.0 dan kegiatan lainnya, publik bisa follow akun Instagram @indigo.telkom dan @nortis.ai, atau langsung kontak tim mereka via WhatsApp di 0823-3757-6338.
Comments (0)