Game Keren Tapi Gak Ada yang Main? Mungkin Bukan Gamenya yang Salah…

Kalau kamu pernah bikin game yang menurut kamu sudah keren banget, mekanismenya jalan, grafiknya cakep, ceritanya unik, tapi ternyata gak ada yang mainin, kamu gak sendirian. Banyak banget developer yang mengalami hal serupa.

Di salah satu konten Reels-nya, @lucky_holmes_ ngasih insight yang jujur banget soal ini.

Dalam video tersebut, Lucky cerita soal pengalaman pribadinya waktu pertama kali merilis game. Saat itu, satu-satunya hal yang dia pikirkan cuma: “Game ini udah sesuai visi gue. Pasti banyak yang main.” Tapi kenyataannya? Setelah rilis, game-nya gak ada yang ngeh. Viewers sepi, respons minim, dan akhirnya bikin dia mikir ulang tentang segalanya.

Menurut Lucky, banyak dari kita termasuk dirinya dulu terlalu fokus pada visi pribadi saat bikin game. Kita bikin game seperti karya seni yang ingin kita banggakan, tapi lupa satu hal penting: kita bikin game bukan buat diri sendiri, tapi buat orang lain. Dan kalau kita gak tahu siapa audiensnya, ya jelas aja gak ada yang mainin.

Dari pengalaman itu, Lucky mulai mengubah cara pikirnya. Dia mulai memikirkan siapa target pemainnya, genre apa yang mereka suka, kenapa mereka harus peduli sama game-nya, dan gimana cara mereka bisa menemukan game itu. Semua pertanyaan itu jadi dasar penting untuk bikin game yang bukan cuma bagus, tapi juga relevan di pasar.

Mindset-nya berubah total. Dia mulai memperhatikan tren, melihat review, dan mencari titik temu antara apa yang dia suka dengan apa yang dibutuhkan orang. Hasilnya? Game yang dia buat bukan cuma jadi kebanggaan pribadi, tapi juga jadi produk yang bisa membuat studionya bertahan hidup.

Intinya?
Kalau kamu ingin game-mu dimainkan banyak orang, jangan cuma fokus bikin game yang kamu suka. Pikirkan juga siapa yang bakal mainin. Karena di industri game lokal yang makin kompetitif, bagus saja gak cukup. Relevansi dan bisa ditemukan itu kuncinya.

Mau survive di dunia game Indonesia?
Mungkin saatnya mulai mikirin bukan cuma apa yang keren buat kamu, tapi juga apa yang dibutuhkan dan dicari orang lain. Karena pada akhirnya, passion itu penting, tapi pemahaman pasar adalah penentunya.