Tombol Start Media

Project Unseek Gagal? Justru Jadi Titik Balik Arsanesia
Adam Ardisasmita, Founder Arsanesia, berbagi cerita tentang Project Unseek yang meski gagal secara bisnis, justru menjadi titik balik penting bagi perusahaannya.

Project Unseek Gagal? Justru Jadi Titik Balik Arsanesia


Di dunia pengembangan game indie, bayang-bayang kegagalan sering kali terasa besar. Namun bagi Adam Ardisasmita, Founder Arsanesia, kegagalan bukanlah hal yang harus dihindari—melainkan sesuatu yang justru perlu dipeluk.

Saat mengenang berbagai perilisan game sebelumnya, Adam membagikan sudut pandang yang bisa dipelajari banyak developer:

“Kami tidak pernah benar-benar melihat game kami sebagai kegagalan. Bagi Arsanesia, setiap rilis entah akan sukses—atau mengajarkan sesuatu.”

Cara pandang seperti ini sangat penting, terutama bagi studio yang tumbuh di industri yang kompetitif dan penuh ketidakpastian. Tidak semua game akan memenuhi ekspektasi penjualan, dan itu sama sekali tidak masalah.

Contoh dari Unseek

Salah satu momen pembelajaran terbesar Arsanesia datang dari Project Unseek, game multiplayer online pertama mereka sekaligus debut di Steam. Dari sudut pandang bisnis, game ini memang bukan hit besar. Tapi secara kreatif dan strategis, justru membuka banyak peluang.

Menurut Mas Adam, Project Unseek membantu mereka memahami proses publishing di Steam secara menyeluruh. Game ini juga menjadi pintu masuk untuk membangun percakapan dengan platform besar seperti Nintendo, Xbox, dan PlayStation. Lebih jauh lagi, Unseek menjadi fondasi bagi portofolio multiplayer mereka, ini menjadi sesuatu yang kelak membawa klien yang lebih besar dan anggaran yang lebih baik.

Apa yang di permukaan tampak seperti “flop” ternyata adalah investasi yang berharga.

Belajar dengan Mencoba

Banyak developer baru menunda rilis game pertamanya karena ingin hasil yang sempurna. Namun dari pengalaman Adam, cara terbaik untuk berkembang adalah segera merilisnya meskipun belum sempurna.

Saat meluncurkan Project Unseek, Arsanesia tidak hanya “melepas” game ke publik. Mereka mendapatkan pengalaman nyata, membangun koneksi yang bermanfaat, dan menambah karya solid di portofolio. Itu adalah kemajuan yang tidak akan didapat hanya dengan berlatih atau menonton tutorial.

“Jangan menunggu terlalu lama. Selesaikan game-mu dan rilis. Kalau gagal, itu bukan kerugian—itu pelajaran.”

Inilah pola pikir yang membantu terus maju. Karena dalam pengembangan game—sama seperti hidup—pembelajaran sejati datang ketika kita bertindak, bukan hanya merencanakan.

Baca Juga! Wamen Ekraf di Roadshow Gameseed 2025 Jakarta: Passion Aja Nggak Cukup, Harus Paham Bisnis

Lebih dari Sekadar Sukses

Perspektif Mas Adam mengubah makna kegagalan menjadi batu loncatan, bukan tanda berhenti. Setiap kesalahan memberi masukan. Setiap peluncuran yang “kurang tepat” membuat yang berikutnya lebih kuat.

Dalam kata-katanya:

“Kegagalan bukan hal terburuk. Itu justru satu-satunya cara kita bisa sampai ke kesuksesan.”

Prinsip ini semakin kuat jika dilakukan secara konsisten. Entah sebuah game sepi peminat atau mekaniknya tidak diterima, tujuannya selalu sama: ambil yang berhasil, tinggalkan yang tidak, lalu bangun lagi.

Gagal yang Mendorong

Bagi siapa pun yang baru memulai di dunia game indie, Mas Adam punya saran sederhana:

“Habiskan jatah gagalmu selagi masih muda. Dengan begitu, kamu akan sampai pada kesuksesan lebih cepat.”

Di tahap awal perjalanan kreatif, kesalahan bukan hanya hal yang wajar— tapi juga penting. Inilah waktu terbaik untuk bereksperimen, tersandung, mengubah arah, dan mencoba lagi. Setiap rilis yang gagal mengajarkan sesuatu yang nyata. Setiap langkah keliru menambah pengalaman. Apa yang dulu terlihat sebagai hambatan akhirnya menjadi dorongan.

Mindset ini yang membentuk perjalanan Arsanesia. Kisah mereka, dari awal sederhana hingga berkolaborasi secara internasional, membuktikan bahwa kesuksesan tidak datang dari mengejar kesempurnaan. Kesuksesan datang dari konsistensi, belajar dari kegagalan, dan terus melangkah dengan tujuan.

Kamu tidak perlu game pertama yang sempurna. Yang lebih penting adalah kemauan untuk belajar dan berkembang dari setiap rilis. Karena pada akhirnya, kegagalan bukan yang menahanmu. Kalau kamu mau, justru kegagalanlah yang akan membawamu maju.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Adam Ardisasmita (@ardisaz)

Referensi:
Adam Ardisasmita – CEO Arsanesia
Arsanesia – Pengembang Game Indie
Project Unseek – Halaman Steam