Eksklusif : Ngulik Proses Kreatif Game 1998 Bareng CEO-nya Langsung

RIRIS MARPAUNG:
“Kami Ingin Pemain Merasakan Krisis Lewat Kacamata Orang Biasa”

Riris Marpaung terlihat semangat dan excited ketika diajak untuk ngobrolin soal game terbarunya, 1998: The Toll Keeper Story. Game lokal Indonesia ini baru aja diumumkan ke publik, dan langsung jadi pembicaraan banyak orang. Dalam obrolan ini, Riris berbagi cerita tentang proses kreatif, inspirasi, hingga harapan personalnya terhadap game yang digarap bareng tim GameChanger Studio itu. Berikut kutipan wawancaranya:

Bagaimana proses tim GameChanger Studio dalam menerjemahkan hasil riset menjadi bentuk gameplay?

Awalnya saya nanya ke diri sendiri, “Gimana caranya menyampaikan pengalaman saya di tahun 1998 lewat game?” Buku dan film memang udah banyak, tapi saya pengen kasih sesuatu yang lebih interaktif. Akhirnya kami mulai dari riset yang dalam—baca berita, tonton dokumenter, dan buka-buka lagi buku sejarah.

Karena ini bukan game dokumenter, kami bikin negara fiktif bernama Janapa. Lewat negara itu, kami bisa angkat isu besar tanpa harus terkunci pada satu kejadian spesifik. Tokohnya? Seorang penjaga tol. Kenapa? Karena profesi itu dekat banget sama kehidupan sehari-hari dan tetap bisa menggambarkan dampak krisis secara nyata.

Gameplay-nya banyak terinspirasi dari Papers, Please. Pemain ngelakuin aktivitas harian yang kelihatannya simpel, tapi ternyata penuh tekanan dan dilema moral. Lewat keputusan-keputusan kecil, mereka bisa merasakan bagaimana beratnya hidup di tengah krisis.

Gimana kalian menjaga keseimbangan antara fakta sejarah dan unsur fiksi dalam game ini?

Kami nggak pengen bikin game dokumenter. Jadi, meski ceritanya fiksi, kami tetap berpijak pada peristiwa nyata. Kami nggak tampilkan tokoh sejarah yang beneran ada, tapi dampaknya terasa di kehidupan karakter-karakter kami. Ada peristiwa penting yang kami adaptasi jadi versi fiksi, tapi emosi dan suasananya kami usahakan tetap akurat, supaya pemain bisa relate dan merasakannya.

Udah ada respons dari komunitas sejauh ini?

Waktu kami umumkan lewat media sosial, sambutannya luar biasa. Dalam tiga hari, video teaser-nya udah tembus 1,3 juta views, dengan 79 ribu likes dan 750 komentar. Banyak banget yang antusias, bahkan ada yang cerita pengalaman pribadi atau cerita keluarganya di masa 1998.

Sebelum itu, kami juga udah ngobrol dengan sesama developer dan media game. Tanggapan mereka positif. Banyak yang bilang mereka ngerasa dekat sama ceritanya.

Apa harapan pribadi kamu ke pemain yang nantinya main game ini?

Saya pengen pemain bisa lihat krisis dari sudut pandang orang biasa. Bukan sebagai pengamat sejarah, tapi sebagai seseorang yang hidup di dalamnya. Harapannya, pemain nggak cuma menikmati ceritanya, tapi juga ngerti betapa beratnya hidup waktu itu. Sejarah itu pelajaran, dan saya pengen ini jadi pengingat kalau tragedi bisa terulang kalau kita lupa.

Game ini untuk pemain Indonesia aja, atau global juga?

Memang akarnya kuat di Indonesia, tapi kami pengen ini bisa dirasain pemain global. Tema seperti krisis dan perjuangan orang kecil itu universal kok. Kami sisipkan elemen-elemen global juga, biar pemain dari mana pun bisa terhubung dengan pengalaman yang kami hadirkan—tanpa kehilangan esensi sejarah Indonesia yang pengen kami sampaikan.

Terakhir, gimana rasanya dapet respons sebesar itu dari pengumuman awal?

Jujur, kami nggak nyangka. Tapi ternyata, banyak orang masih peduli dan punya hubungan emosional sama cerita tahun ‘98. Itu bikin kami makin yakin, bahwa game ini bukan cuma soal nostalgia, tapi soal memahami masa lalu lewat cara yang lebih dekat ke hati.

Pengen tahu gambarang game Indonesia ini lebih lengkap?
Kunjungi laman Steam-nya

(Ditulis oleh: Tim Redaksi untuk TombolStart.com)