Di tengah populernya game open-world seperti Genshin Impact, pertanyaan ini sering muncul di kalangan gamer lokal:
“Kenapa sih developer Indonesia belum bikin game sekelas itu?”
Video dari Lucky Putra Dharmawan, seorang praktisi dan pengamat industri game lokal, membahas pertanyaan ini secara jujur dan tajam. Jawabannya tidak sesederhana “karena tidak mampu.” Masalah sebenarnya terletak pada resource pengembangan game di Indonesia yang masih sangat terbatas.
Modal Besar, Tantangan Awal
View this post on Instagram
Lucky’s Instagram Post
Selain modal, Lucky menyoroti lemahnya infrastruktur industri game di Indonesia. Banyak studio berjalan mandiri tanpa akses ke pelatihan profesional, regulasi yang mendukung, atau fasilitas produksi yang memadai.
Investor di Indonesia juga belum banyak yang paham potensi industri game. Mereka masih ragu-ragu karena melihat game sebagai hiburan, bukan bisnis serius. Padahal, negara lain justru melihat game sebagai industri kreatif masa depan. Dengan dukungan regulasi, pendidikan, dan dana riset, mereka bisa menghasilkan game seperti Genshin Impact, Elden Ring, atau Cyberpunk 2077.
Baca Juga! Mau Bikin Game Tapi Bingung Mulainya? Ini 3 Peran Utama di Industri Game
Game Hebat Tidak Hanya Soal Visual
Game seperti Genshin Impact bukan hanya hebat dari segi visual. Ia lahir dari tim besar, dengan ratusan karyawan, dana ratusan juta dolar, dan waktu produksi bertahun-tahun. Lucky menegaskan bahwa developer game Indonesia belum punya resource sebesar itu.
Kebanyakan studio lokal masih berskala kecil. Mereka berstatus indie, dengan tim minim dan modal terbatas. Tidak ada investor besar, tidak ada publisher global, dan tidak ada ekosistem pendukung seperti di Tiongkok, Jepang, atau Eropa. Ini alasan utama kenapa game Indonesia belum bisa bersaing di kelas AAA.
Idealism vs Realita
Lucky juga mengkritisi mindset sebagian pengembang pemula yang terlalu ingin “langsung besar”. Ia menyebut bahwa ada banyak studio kecil yang ingin langsung bikin game AAA, tapi lupa bahwa proses membangun game studio itu bertahap. Bahkan perusahaan seperti miHoYo pun membangun reputasi mereka dari proyek-proyek kecil lebih dulu sebelum bisa merilis Genshin Impact.
Alih-alih meniru tren besar, Lucky mendorong developer Indonesia untuk membuat game yang relevan dengan kapasitas mereka, tapi tetap punya keunikan misalnya dengan pendekatan cerita lokal, gaya visual khas, atau gameplay yang inovatif.
Ada Harapan, Tapi Butuh Waktu dan Strategi
Di akhir pembahasan, Lucky menegaskan bahwa Indonesia punya banyak talenta potensial. Banyak anak muda yang jago programming, art, dan desain game. Bahkan beberapa di antaranya sudah terlibat dalam proyek internasional. Namun talenta saja tidak cukup perlu didukung dengan sistem, kolaborasi, dan keberanian untuk membangun identitas sendiri.
Baca Juga! Ngerasa Kesepian Belajar Bikin Game? Gabung IGGI Aja!
Jangan Tiru Genshin, Bangun Identitas Sendiri
Pertanyaan “Kenapa belum ada game sekelas Genshin Impact dari Indonesia?” seharusnya diubah menjadi:
“Game seperti apa yang hanya bisa dibuat oleh orang Indonesia?”
Pandangan dari Lucky Putra Dharmawan membuka mata bahwa membangun industri game bukan soal meniru kesuksesan orang lain, tapi mengenali potensi sendiri dan membangunnya dengan strategi yang realistis. Indonesia belum sampai ke sana tapi bukan berarti tidak akan pernah.
References
indonesia bisa bikin game kayak genshin impact?